A/B Testing untuk Website: Strategi Meningkatkan Konversi

Saatnya Anda berkolaborasi dengan kami!

Hubungi Kami

A/B Testing untuk Website: Strategi Meningkatkan Konversi

Banyak pemasar mungkin percaya diri bahwa mereka tahu strategi apa yang berfungsi dan tidak berfungsi. Namun, intuisi tersebut mungkin membuat Anda salah. Di sinilah pengujian A/B dan menghilangkan spekulasi sangat penting.

Pengujian A/B menggunakan data langsung dari audiens untuk menilai efektivitas rencana. Pengujian A/B memungkinkan Anda melihat bagaimana elemen tertentu, seperti judul, ajakan bertindak (CTA), atau bahkan halaman tertentu, berkontribusi pada menarik perhatian dan respon pengunjung situs web. Hasilnya akan memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang elemen mana yang harus ditingkatkan atau dihapus untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Kemampuan untuk meningkatkan rasio konversi di situs web adalah salah satu keuntungan terbesar dari pengujian A/B. Apa sebenarnya pengujian A/B, apa jenisnya, dan bagaimana memulainya? Dalam artikel ini, kita akan membahas dasar-dasar pengujian A/B dan memberi Anda beberapa saran untuk memulai pengujian dengan percaya diri dan mendapatkan hasil terbaik.

 

Apa Itu A/B Testing

A/B testing adalah metode untuk membandingkan dua varian atau desain dari platform seperti website, email, atau platform lainnya secara bersamaan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menilai kinerja masing-masing versi dalam hal meningkatkan tingkat konversi. Dengan cara ini, pemasar dapat menentukan elemen atau desain mana yang lebih efektif untuk menarik perhatian pengunjung dan membuat mereka bertindak. Berikut ini merupakan beberapa metrik dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan tes A/B;

  1. Conversion Rate (CR)
    Persentase pengguna yang melakukan tindakan yang diinginkan. Contohnya, pembelian atau pendaftaran dibandingkan dengan jumlah total pengunjung. Metrik ini membantu mengukur efektivitas perubahan terhadap tujuan utama.

  2. Click-Through Rate (CTR)
    Mentrik ini digunakan untuk mengetahui persentase pengguna yang mengklik elemen tertentu, seperti tombol CTA (Call to Action), dari total yang melihat elemen tersebut. CTR penting untuk memahami daya tarik elemen spesifik.

  3. Bounce Rate
    Mentrik ini digunakan untuk mengetahui persentase pengunjung yang meninggalkan halaman setelah melihat satu halaman, tanpa melanjutkan ke halaman lain. Metrik ini berguna untuk mengetahui apakah perubahan mendorong pengguna untuk menjelajahi lebih jauh.

  4. Time on Page
    Digunakan untuk mengetahui durasi rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna di halaman tertentu. Ini memberi gambaran tentang keterlibatan pengguna dengan konten atau fitur yang diuji.

  5. Engagement Rate
    Metrik ini digunakan untuk mengukur sejauh mana pengguna terlibat dengan situs atau aplikasi, misalnya dengan berinteraksi melalui tombol, formulir, atau konten lainnya.

  6. Return on Investment (ROI)
    ROI sangat penting untuk mengukur dampak finansial dari perubahan yang diuji. Ini melibatkan perhitungan pendapatan tambahan dibandingkan dengan biaya A/B testing.

  7. Average Order Value (AOV)
    Mentrik ini digunakan untuk memunculkan rata-rata nilai transaksi disetiap pembelian. Metode ini berguna ketika A/B testing bertujuan meningkatkan nilai penjualan per transaksi.

  8. Retention Rate
    Retention Rate merupakan matrik yang berguna untuk melihat Persentase pengguna yang kembali dalam waktu tertentu setelah kunjungan awal. Ini membantu memahami apakah perubahan mendorong loyalitas pengguna.

  9. Net Promoter Score (NPS)
    Skor yang mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap perubahan. NPS biasanya diperoleh melalui survei pengguna.

  10. Exit Rate 
    Persentase pengguna yang meninggalkan situs dari halaman tertentu. Metrik ini berguna untuk memahami halaman mana yang menyebabkan pengguna keluar.

Metrik-metrik ini dapat disesuaikan sesuai dengan tujuan spesifik dari A/B testing yang Anda lakukan. Jadi sebaiknya dipilih yang paling relevan dengan target yang ingin dicapai dalam A/B testing tersebut.

 

Kenapa A/B Testing Itu Penting

Test A/B sangat membantu dalam menentukan komponen atau pendekatan mana yang akan memberikan hasil yang diinginkan. Pengujian ini dapat membantu Anda menentukan desain web mana yang paling disukai pengunjung dan membuat pengalaman pengguna yang lebih baik dan meningkatkan tingkat konversi.

Sebagai contoh, pengujian A/B dapat membantu Anda memilih landing page yang paling efektif untuk menarik perhatian audiens dan menghasilkan lebih banyak konversi, seperti pendaftaran, penjualan, atau tindakan lainnya yang diinginkan.

A/B testing menunjukkan lebih banyak tentang aspek lain yang mempengaruhi keterlibatan pengguna, seperti kata-kata, frasa, gambar, video, warna, dan bahkan elemen desain lainnya. Menguji berbagai komponen ini akan membantu Anda memahami dengan lebih jelas bagaimana setiap elemen mempengaruhi audiens Anda. Dengan demikian, Anda dapat membuat pengalaman pengguna yang lebih terarah dan efisien untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih baik.

 

Cara Kerja A/B Testing

Setelah memahami dasar-dasar pengujian A/B, langkah selanjutnya adalah mempelajari cara kerjanya secara lebih komprehensif. A/B testing biasanya dilakukan dengan membandingkan dua versi aset digital yang berbeda untuk menentukan mana yang lebih efisien. Elemen yang dapat diuji termasuk desain halaman, elemen di website, CTA (call-to-action), dan berbagai elemen lainnya yang berkaitan dengan pengalaman pengguna.

Contoh untuk memberikan ilustrasi yang lebih jelas. Misalkan situs web Anda memiliki banyak pengunjung, tetapi tingkat konversi atau konversi masih rendah. Setelah melakukan analisis, Anda telah menemukan bahwa CTA yang tidak menarik dan tombol konversi yang sulit ditemukan oleh pengunjung adalah masalah utamanya.

Untuk menguji perubahan yang dapat meningkatkan konversi, Anda harus membuat dua versi website yang akan dibandingkan dalam uji A/B. Versi A adalah versi kontrol, yang menggunakan fitur lama seperti CTA yang tidak menarik dan tombol konversi yang berada di bagian atas halaman. Versi B adalah versi pembanding, di mana Anda melakukan perubahan, seperti memperbarui CTA agar lebih menarik dan memindahkan tombol konversi ke bagian bawah halaman untuk meningkatkan konversi.

Selama pengujian, versi A dan versi B akan ditunjukkan kepada pengunjung secara bersamaan dengan pembagian trafik yang seimbang, masing-masing 50%. Hasil dari kedua versi akan dibandingkan untuk menentukan mana yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap peningkatan konversi. Anda dapat mengadopsi versi yang lebih efektif dan menggunakannya untuk kampanye pemasaran berikutnya setelah pengujian selesai dan hasilnya jelas. Dengan demikian, pengujian A/B dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih berbasis data tentang bagaimana meningkatkan performa website dan konversi secara keseluruhan.

 

Apa Manfaat Melakukan A/B Testing 

Apa aja sih manfaatnya A/B testing itu?

A/B Testing memiliki banyak sekali manfaatnya antara lain seperti yang ada di bawah ini: 

  1. Meningkatkan Kunjungan Website: Salah satu cara efektif untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke website Anda adalah dengan melakukan tes A/B pada format judul blog atau halaman. Dengan menguji berbagai variasi judul, Anda dapat menemukan format yang paling menarik perhatian pengunjung dan menghasilkan lebih banyak klik. Hasil tes A/B ini dapat diterapkan secara konsisten di seluruh blog atau halaman, sehingga jumlah kunjungan ke website Anda dapat terus meningkat.
  2. Meningkatkan Testing Conversion Rate: sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan konversi, terutama untuk landing page. Dengan menguji elemen seperti layout, warna yang digunakan, dan teks pada tautan anchor, Anda dapat menentukan variasi mana yang paling efektif untuk menarik pengunjung untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti membeli sesuatu, mengisi formulir, atau melakukan tindakan lainnya. Metode ini memungkinkan setiap komponen landing page diatur untuk meningkatkan konversi dan hasil penjualan.
  3. Menurunkan Bounce Rate: Bounce rate terjadi ketika pengguna situs web langsung meninggalkannya begitu membukanya. Hal ini biasanya terjadi karena halaman tidak menarik atau tidak memberikan pengunjung alasan yang cukup untuk menjelajah. A/B testing memungkinkan Anda untuk menguji berbagai aspek, seperti penggunaan video, tipe dan ukuran font, paragraf pembuka, dan gambar utama atau cover. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuat halaman lebih menarik bagi pengunjung, menurunkan bounce rate, dan meningkatkan engagement.
  4. Mengurangi Pembatalan Pembelian (Cart Abandonment): Ketika pembeli memasukkan barang ke dalam keranjang belanja mereka, tetapi tidak menyelesaikannya, ini disebut pembatalan pembelian. Banyak dari pelanggan yang  sekitar 40% hingga 75% sering meninggalkan keranjang tanpa membeli apa pun. Untuk mengurangi kemungkinan pembatalan, uji A/B dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek, seperti gambar produk, desain halaman checkout, dan cara informasi ditampilkan di halaman tersebut. Halaman checkout dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kemungkinan pembelian dengan memahami preferensi pengguna.
  5. Meningkatkan Kemudahan Penggunaan dan Navigasi untuk Audiens: A/B testing juga bermanfaat untuk meningkatkan kemudahan navigasi di website. Tata letak dan kemudahan akses elemen navigasi, seperti tombol call-to-action (CTA), mempengaruhi pengalaman pengguna. Anda dapat menentukan tata letak dan desain tombol yang paling menarik bagi audiens dengan melakukan tes A/B. Misalnya, tombol yang mudah dijangkau cenderung lebih sering diakses. Dengan menyesuaikan layout, pengunjung lebih mungkin terlibat lebih dalam karena mereka dapat dengan mudah mengikuti arah atau langkah yang mereka inginkan.
  6. A/B Testing Menghemat Biaya dan Sumber Daya: Dengan A/B testing memungkinkan Anda menguji perubahan dalam skala kecil terlebih dahulu daripada menerapkan perubahan besar secara langsung tanpa kepastian hasil. Ini membantu memastikan bahwa perubahan tersebut memang efektif dan berdampak positif, dan jika hasil dari pengujian awal menunjukkan peningkatan yang signifikan, barulah Anda dapat menerapkan perubahan secara penuh. Dengan metode ini, organisasi dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi yang tidak selalu efektif. Metode ini juga mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
  7. Test A/B Berdasarkan Data (Data-Driven Decision Making): Memungkinkan Anda membuat keputusan berdasarkan data nyata daripada hanya asumsi atau pendapat. timnya menguji langsung landing page dengan menggunakan video dan tanpa menggunakan video. Maka  hasilnya, menunjukkan bahwa landing page tanpa video menghasilkan konversi yang lebih tinggi. A/B testing memungkinkan tim kampanye untuk tetap menggunakan video di homepage hanya karena mereka percaya bahwa video itu bagus. Namun, dengan A/B testing, keputusan dibuat berdasarkan data yang akurat daripada pendapat orang lain, sehingga hasilnya jauh lebih optimal.
 

Tools yang Dapat Digunakan untuk A/B Testing

HubSpot's A/B Testing Kit: Kit A/B ini dirancang dengan template dan panduan spreadsheet yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan kalkulator bawaan yang membantu menghitung efektivitas eksperimen, sehingga pengguna dapat mengevaluasi hasilnya lebih cepat.

Optimizely Optimizely: platform pengujian A/B yang memungkinkan pengguna melakukan berbagai eksperimen secara bersamaan. Teknik, tim pemasaran, dan produk yang ingin menguji banyak variabel sekaligus dan menggunakan hasil pengujian yang real-time sangat mendapat manfaat dari fitur ini.

Oracle Maxymiser: alat pengujian tingkat lanjut untuk situs web dan aplikasi mobile ini membantu bisnis merancang situs web atau aplikasi yang lebih baik untuk konversi. Pengujian multivariate, yang memungkinkan pengujian lebih kompleks dengan beberapa kombinasi variabel, juga didukung oleh Maxymiser.

VWO (Visual Website Optimizer): platform pengujian A/B yang juga mendukung pengujian multivariate. Salah satu kelebihannya adalah kemampuan integrasi dengan berbagai alat eksternal, sehingga data dari uji coba dapat dikelola secara terpusat di VWO. Dengan fitur ini, berbagai platform dapat terhubung dalam satu sistem, sehingga proses pengujian lebih efisien.

Google Optimize: Google Optimize adalah alat uji coba A/B gratis yang terintegrasi dengan Google Analytics, memungkinkan pengguna melakukan pengujian sederhana dan analisis yang lebih mendalam., Alat Ini cocok digunakan untuk bisnis kecil hingga menengah, dan memungkinkan uji coba berbasis data untuk meningkatkan kinerja situs web.

Convert Convert: Alat pengujian A/B yang memenuhi standar GDPR dan sangat mendukung privasi karena memungkinkan pengujian yang lebih mendalam, mulai dari personalisasi hingga pengujian multivariate. Alat ini sering digunakan oleh tim yang memerlukan analisis kompleks sambil memastikan data pengguna tetap aman.

AB Tasty: platform A/B testing yang memungkinkan pengujian pengalaman digital di berbagai perangkat. Alat ini cocok untuk tim yang ingin meningkatkan pengalaman pengguna di seluruh perjalanan pelanggan, dari website hingga aplikasi mobile.

 

Bagaimana Cara  Melakukan A/B Testing

  1. Pilihlah Halaman Potensial 
    Dalam kebanyakan kasus, sebuah situs web memiliki banyak halaman, termasuk halaman utama, landing page produk, halaman promosi, atau halaman yang berisi informasi tentang perusahaan. Untuk menentukan halaman mana yang harus diprioritaskan, beberapa hal penting harus dipertimbangkan. Berikut dibawah ini faktor-faktor yang perlu diperhatikan ;
    Pendapatan: Beri prioritas halaman yang dapat meningkatkan kontribusi pendapatan.
    Grafik: Uji coba ini berkonsentrasi pada halaman dengan jumlah kunjungan yang lebih tinggi.
    Perbaikan: Gunakan pendekatan ini untuk menemukan dan mengevaluasi perbaikan yang perlu dilakukan. Misalnya, halaman checkout yang sering diabaikan harus segera diperbaiki untuk mengurangi pengabaian belanja. Google Analytics adalah alat yang bagus untuk menentukan halaman mana yang harus diprioritaskan. Alat ini memungkinkan Anda melihat informasi tentang kinerja setiap halaman website, seperti jumlah kunjungan dan pendapatan per halaman, sehingga membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik.

  2. Tentukan Tujuan Utama Dalam Dilakukanya Pengujian
    Sangat penting bagi pemilik bisnis untuk memahami tujuan utama dari suatu perusahaan sebelum memulai A/B testing. Memiliki tujuan yang jelas akan membantu mereka tetap fokus saat melakukan perubahan pada situs web.
    Beberapa tujuan yang dapat menjadi bahan pertimbang antara lain;

  • Meningkatkan jumlah konversi dan mendorong orang untuk mengklik tombol Call to Action (CTA).

  • Meningkatkan interaksi pengguna dengan situs web.

  • Menurunkan tingkat bounce rate atau meningkatkan jumlah orang yang tinggal di website.

  • Menguji struktur halaman yang ramah mobile untuk meningkatkan pengalaman pengguna yang menarik dan menyenangkan.
    Untuk setiap tes A/B, pilih satu tujuan utama agar hasilnya maksimal dan terkonsentrasi.

  1. Buatlah Hipotesis
    Langkah selanjutnya adalah membuat hipotesis setelah menetapkan tujuan bisnis dan menentukan halaman-halaman prioritas. Periksa elemen situs web yang paling penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Pastikan Anda jelas tentang hasil yang ingin Anda capai dan perhatikan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil, seperti liburan, kampanye promosi, atau kerja sama dengan influencer.
    Sebagai contoh, jika tujuan Anda adalah meningkatkan penjualan, Anda dapat menggunakan hipotesis berikut: jika lebih banyak opsi pembayaran ditampilkan di halaman checkout, pelanggan akan lebih tertarik untuk menggunakan metode pembayaran yang mereka sukai. Dengan hipotesis ini, Anda memiliki dasar yang lebih terarah untuk mengevaluasi seberapa efektif perubahan yang Anda rencanakan.

  2. Buatlah Versi Alternatif
    Setelah membuat hipotesis, langkah berikutnya adalah membuat solusi halaman web yang berbeda. Misalnya, jika hipotesis Anda menunjukkan bahwa masalah pada halaman web terletak pada copy teks, maka Anda harus membuat versi alternatif halaman web tersebut.
    Berdasarkan hipotesis ini, copy teks akan menjadi salah satu variabel yang akan diuji dalam pengujian A/B. Mengganti teks dengan yang lain secara otomatis menghasilkan variasi atau versi berbeda dari halaman web asli.
    Tujuan dari membuat versi alternatif ini adalah untuk menentukan apakah perubahan pada variabel tertentu memiliki dampak yang signifikan dibandingkan dengan versi awal halaman. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui secara eksplisit apakah perubahan tersebut menyumbang peningkatan hasil atau tidak.

  3. Lakukan Pengecekan Pada Beberapa Variabel
    Desain situs web, gambar, tombol CTA pada landing page, kata-kata, warna, latar belakang, dan elemen lainnya adalah beberapa variabel dan variasi yang dapat diuji dalam uji A/B untuk menentukan komponen yang paling efektif.
    Anda bisa menguji lebih dari satu variabel, namun pengujian harus dilakukan secara terpisah pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, dalam pengujian A/B pertama, fokus pada pengujian CTA. Setelah ujian selesai dan menghasilkan hasil yang jelas, lanjutkan ke pengujian variabel berikutnya, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
    Dengan memisahkan setiap variabel dalam setiap pengujian A/B, hasil dari setiap perubahan akan lebih mudah diukur dan dinilai. Metode ini lebih efektif daripada menggabungkan banyak variabel dalam satu pengujian, yang dapat menyebabkan kebingungan dalam menentukan komponen mana yang paling berdampak pada performa website.

  4. Jalankan Pengujian Secara Bertahap
    Melakukan banyak uji A/B untuk satu kampanye sekaligus dapat membuat Anda kesulitan menganalisis hasilnya. Dalam situasi lonjakan trafik, Anda mungkin bingung menentukan elemen mana yang mempengaruhi hasil. Hal itu bisa menjadi hasil dari uji coba email marketing atau perubahan pada landing page X yang dirancang untuk mengurangi bounce rate.
    Untuk itu, sangat disarankan untuk menjalankan satu uji coba A/B pada satu waktu agar hasil yang didapat lebih akurat. Setelah satu uji coba selesai dan Anda mendapatkan hasil yang jelas, barulah lanjutkan ke uji coba berikutnya. Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah memahami dampak setiap perubahan yang diuji secara terpisah.

  5. Maksimalkan Dengan Menggunakan Tools A/B Testing
    Sangat penting untuk memanfaatkan alat yang tersedia untuk mendapatkan hasil A/B testing yang optimal. Beberapa alat populer yang dapat digunakan termasuk VWO, Optimizely, Omniconvert, Crazy Egg, Freshmarketer, dan Convert.
    Meskipun sebagian besar alat tersebut membutuhkan pembayaran, Anda biasanya akan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan uang Anda. Namun, jika ingin coba lah alatnya sebelum sebelum membeli, masih banyak alat menawarkan uji coba gratis. Contohnya, Crazy Egg dan VWO menawarkan uji coba gratis selama 30 hari, dan Convert menawarkan uji coba gratis selama 15 hari. Pilih alat pengujian A/B yang paling sesuai dengan kebutuhan saat ini.

  6. Jangan Melakukan A/B Testing Terlalu Lama
    Pengujian A/B harus dilakukan dalam waktu yang tepat, tidak pat cepat lama atau sebaliknya terlalu lama. Beberapa hal dapat menyebabkan pengujian berlangsung selama seminggu, beberapa hari, atau bahkan hanya beberapa jam.
    Jumlah pengunjung website Anda adalah komponen utama yang mempengaruhi durasi pengujian A/B. Jika jumlah pengunjung cukup banyak, Anda dapat menyelesaikan pengujian dalam waktu yang lebih singkat. Sebaliknya, jika trafik website Anda masih sedikit, Anda akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang signifikan dan dapat diandalkan. Oleh karena itu, penghitungan jumlah pengunjung sangat penting untuk menentukan durasi pengujian yang diperlukan agar hasilnya akurat dan sah.

  7. Analisis dan Lakukan Perubahan
    Analisis hasil tes A/B adalah langkah selanjutnya. Fokuskan perhatian Anda pada perubahan yang terjadi pada metrik yang Anda harapkan berubah sebelumnya.
    Sebagai contoh, lihat apakah jumlah pengunjung ke website Anda meningkat dan apakah kepercayaan pengguna meningkat. Peningkatan jumlah pelanggan baru dapat menunjukkan bahwa perubahan tersebut telah memiliki efek positif. Selanjutnya, pikirkan apakah tujuan dan ekspektasi awal Anda sesuai dengan hasil yang Anda peroleh?
    Setelah itu, variabel-variabel yang mungkin perlu diperbaiki dievaluasi kembali. Sangat penting untuk mendapatkan umpan balik langsung dari pengunjung website Anda karena A/B testing sangat terkait dengan data-driven marketing. Salah satu cara yang efektif untuk melakukan ini adalah dengan mengirimkan survei kepuasan pelanggan atau formulir umpan balik lainnya. Hal ini akan memberi Anda gambaran lebih lanjut tentang area mana yang perlu diperbaiki atau dikembangkan lebih lanjut di situs web Anda.

 

Kesalahan yang Wajib Dihindari Saat Melakukan A/B Testing

Jika topik pengujian A/B tidak dilakukan tanpa mempertimbangkan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pengujian, maka topik tersebut tidak akan lengkap. Beberapa kesalahan di bawah ini yang harus dihindari sebagai :

  1. Mengabaikan Perencanaan yang Tepat: dengan tidak membuat perencanaan  merupakan salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan. Sebelum memulai pengujian A/B, Anda harus melakukan penelitian untuk membuat hipotesis yang jelas. Hipotesis ini akan membantu Anda menentukan komponen mana yang akan diuji, hasil yang diharapkan, dan prioritas mana yang harus diutamakan. Seluruh pengujian dapat terganggu jika asumsi awal salah. Selain itu, penting untuk tidak bergantung pada strategi yang berfungsi untuk orang lain, tetapi yang sesuai dengan audiens dan kebutuhan bisnis Anda.
  2. Menguji Beberapa Elemen Sekaligus: Menguji beberapa fitur sekaligus bisa membingungkan dan sulit untuk dianalisis secara menyeluruh. Jika Anda mencoba mengubah beberapa elemen dalam satu pengujian, akan lebih sulit untuk mengetahui elemen mana yang benar-benar memberikan dampak. Oleh karena itu, lebih baik untuk memprioritaskan elemen yang paling penting dan kemudian menguji masing-masing elemen secara terpisah. Ini akan membuat hasil pengujian lebih jelas dan lebih dapat ditindaklanjuti.
  3. Menentukan Waktu Ujian yang Salah: Waktu ujian yang salah dapat mempengaruhi validitas hasil tes A/B. Hasil tes sangat bergantung pada banyak hal, seperti musim, hari kerja, dan promosi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan mencegah kesalahan yang disebabkan oleh faktor luar yang tidak terduga, disarankan untuk melakukan pengujian selama satu hingga dua minggu.
  4. Menyeimbangkan Lalu Lintas Pengunjung: Anda tidak hanya harus membagi trafik antara versi A dan versi B secara merata, tetapi Anda juga harus mengimbangi jenis pengunjung yang terlibat dalam pengujian. Misalnya, pastikan trafik terdiri dari klien baru dan lama, sehingga hasil pengujian dapat menunjukkan tingkat konversi yang sebenarnya. Hasil pengujian dapat sangat bias jika tidak ada keseimbangan ini.
  5. Berhenti Setelah Satu Kali Pengujian: Mendapatkan hasil yang benar-benar meyakinkan akan sulit jika Anda menghentikan pengujian hanya setelah satu kali. Untuk membuat hasil lebih valid, Anda harus mengumpulkan data yang berbeda dari berbagai pengujian yang dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Pengujian terus-menerus, seperti selama enam bulan, dapat membantu Anda membuat situs web yang paling sesuai dengan audiens Anda. Ini adalah satu-satunya cara untuk benar-benar mendukung hipotesis dengan bukti yang kuat.
 

Kesimpulan 

A/B testing adalah metode yang digunakan untuk membandingkan dua versi halaman atau elemen di situs web untuk menentukan mana yang lebih berhasil meningkatkan konversi. Dalam tes ini, versi A dan B ditunjukkan kepada pengunjung secara acak, dan kemudian hasilnya dievaluasi untuk menentukan mana yang lebih berhasil meningkatkan konversi, klik, atau interaksi lainnya. Hal ini memungkinkan pemasar untuk melakukan perubahan kecil seperti tombol call-to-action (CTA), gambar, atau judul untuk membuat pengunjung merasa lebih tertarik.

A/B testing dapat diterapkan pada berbagai bagian halaman seperti landing page, halaman checkout, atau email marketing. Manfaat utama dari pengujian ini adalah meningkatkan konversi dan mengoptimalkan pengalaman pengguna. Dengan pengujian ini, pemasar dapat mengurangi bounce rate dan meningkatkan jumlah interaksi pengunjung di situs web. Pengujian ini berbasis data, sehingga memungkinkan untuk membuat keputusan yang lebih baik yang bergantung pada hasil yang terukur daripada hanya prediksi atau asumsi.

Pemasar dapat menggunakan alat seperti Google Optimize, Optimizely, atau VWO untuk melakukan pengujian A/B, yang memungkinkan mereka untuk merancang eksperimen, menguji berbagai variasi elemen, dan menganalisis hasilnya. Namun, penting untuk melakukan pengujian A/B dengan hati-hati, memastikan hanya satu elemen yang diuji sekaligus, dan memperhatikan waktu yang tepat untuk menguji perubahan agar hasilnya akurat.